Banjari
Di ruang Aula SMK MUTU Kemlagi yang sederhana, setiap hari Rabu sore, suasana berubah total. Aroma kayu rebana yang khas berpadu dengan semilir angin sore yang masuk lewat jendela, mengundang siapa saja yang lewat untuk berhenti sejenak.
Itulah markas Ekstrakurikuler Banjari, sebuah komunitas tempat para siswa-siswi melestarikan seni musik Islam tradisional. Di sana, bukan hanya sekadar latihan, tapi juga sebuah perjalanan spiritual dalam harmoni.
Dibawah bimbingan Ustadz Abidin, tangan-tangan lincah para anggota menari di atas permukaan alat musikāada yang memukul Bass dengan mantap, memberikan fondasi irama yang kuat; ada yang lincah memainkan Gedug, berlomba dengan tempo cepat Keplak dan Tamtam. Irama yang dihasilkan begitu hidup, menghentak namun tetap merdu.
Puncaknya adalah saat mereka mulai melantunkan sholawat. Suara vokal yang jernih bersahutan, mengisi ruangan dengan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka bukan sekadar berlatih, mereka sedang merajut kebersamaan, kekompakan, dan ketenangan hati melalui irama dan lirik yang menyentuh jiwa. Setiap tetabuhan adalah cerita tentang dedikasi, dan setiap sholawat adalah deskripsi dari kecintaan mereka pada budaya dan agama.